Webinar Nasional: Fenomena Penggunaan Artificial Intelligence Sebagai Hak Kekayaan Intelek Dalam Penjaminan Pada Kontrak Bisnis di Indonesia

Webinar Nasional: Fenomena Penggunaan Artificial Intelligence Sebagai Hak Kekayaan Intelek Dalam Penjaminan Pada Kontrak Bisnis di Indonesia

Semarang, 21 Juni 2024 – Pada hari ini, sebuah webinar nasional bertajuk “Fenomena Penggunaan Artificial Intelligence Sebagai Hak Kekayaan Intelek Dalam Penjaminan Pada Kontrak Bisnis di Indonesia” telah sukses dilaksanakan. Acara yang digelar secara virtual ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari berbagai kalangan, termasuk praktisi hukum, akademisi, serta mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia. Webinar ini dibuka dengan sambutan dari Dr. Aditya Yuli Sulistyawan, S.H., M.H., sebagai Ketua Program Studi S1 Hukum Fakultas Hukum Undip. Dalam sambutannya, Dr. Aditya menyampaikan pentingnya memahami fenomena AI dalam konteks hak kekayaan intelektual (HKI) dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi kontrak bisnis di Indonesia. “Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi AI, pemahaman mengenai aspek hukum dan perlindungan HKI menjadi sangat krusial untuk mendukung inovasi dan menciptakan iklim bisnis yang sehat,” ujarnya.

Acara ini menghadirkan beberapa narasumber terkemuka, antara lain:

  1. Prof. Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, S.H., M.Hum. LLM. (Pakar Hukum Kekayaan Intelektual Universitas Udayana Bali)
  2. Dr. Siti Malikhatun Badriyah , S.H.,M.Hum. (Koordinator subbagian Hukum Perdata Barat, Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, dan Ketua Pusat Kajian Hukum Jaminan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro)
  3. Dr. Erry Agus Priyono,S.H.,M.Si. (Dosen subbagian Hukum Perdata barat, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Direktur Diponegoro Law Firm – Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang)

Webinar ini juga diisi dengan sesi tanya jawab interaktif, dimana para peserta berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada para narasumber. Berbagai pertanyaan menarik muncul, mulai dari aspek teknis implementasi AI hingga tantangan regulasi dan perlindungan HKI di Indonesia. Dengan terselenggaranya webinar ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya aspek hukum dalam penggunaan AI, serta mendorong terciptanya regulasi yang mendukung inovasi dan pertumbuhan bisnis di Indonesia.

Lex Proficia 2024 Hari ke-6: Diskusi tentang Pengungsi Iklim, Keadilan Laut, Hak Asasi Manusia, serta Hukum Energi dan Perubahan Iklim

Pada tanggal 3 Juni 2024, hari keenam dari rangkaian kegiatan Lex Proficia 2024 diselenggarakan secara online melalui platform Zoom. Acara hari ini menampilkan tiga sesi diskusi yang mendalam dan bermanfaat, diikuti oleh puluhan peserta yang antusias mendalami isu-isu global dan lingkungan. Sesi pertama dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan tema “Global Challenge: Refugee vs Climate Refugee”. Sesi ini menghadirkan tiga pembicara terkemuka yaitu H.E. Hassan Wirajuda, S.H., M.A.L.D., LL.M., S.J.D., Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D., dan Prof. Dr. Sigit Riyanto, S.H., LL.M. Diskusi yang interaktif terjadi setelah presentasi dari ketiga pembicara, dengan banyak pertanyaan dari peserta mengenai kebijakan, regulasi, dan langkah konkret yang dapat diambil untuk melindungi pengungsi iklim. Ketiga pembicara memberikan jawaban yang komprehensif dan mendalam, memperkaya pemahaman peserta tentang isu-isu ini.

Sesi kedua dimulai pada pukul 13.00 WIB dengan tema “Ocean Justice and Human Rights”, menghadirkan pembicara Piereandrea Leucci, LL.B., LL.M., seorang petugas hukum di Direktorat Jenderal Kelautan dan Perikanan, Komisi Eropa (Uni Eropa). Piereandrea Leucci memulai sesi dengan memaparkan pentingnya keadilan laut dalam konteks hak asasi manusia. Beliau menjelaskan bagaimana eksploitasi sumber daya laut sering kali berdampak negatif pada komunitas pesisir dan masyarakat adat. Leucci menekankan perlunya pendekatan yang berkeadilan dalam pengelolaan sumber daya laut, yang menghormati dan melindungi hak-hak komunitas yang terdampak. Acara dilanjtukan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan banyaknya pertanyaan dari peserta mengenai bagaimana hukum internasional dapat lebih efektif dalam memastikan keadilan laut dan melindungi hak asasi manusia. Piereandrea Leucci memberikan jawaban yang mendalam dan praktis, memberikan wawasan yang berharga bagi peserta.

Kemudian, Sesi ketiga dimulai pada pukul 16.30 WIB dengan tema “Energy Law and Climate Changes”, menghadirkan pembicara Dr. Victoria Nalule, LL.B., LL.M., seorang dosen dari University of Bradford, United Kingdom. Dr. Victoria Nalule memaparkan tentang hubungan antara hukum energi dan perubahan iklim, serta tantangan dan peluang yang dihadapi dalam transisi menuju energi bersih. Beliau menjelaskan berbagai kebijakan dan regulasi yang diterapkan di berbagai negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengembangkan energi terbarukan. Setelah presentasi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Acara hari keenam Lex Proficia 2024 ini diakhiri dengan penutupan oleh moderator yang menyampaikan apresiasi kepada para pembicara dan peserta atas partisipasi aktif mereka. Diskusi ini diharapkan dapat mendorong tindakan nyata dalam mengatasi tantangan global terkait pengungsi iklim, keadilan laut, dan perubahan iklim.

 

 

Lex Proficia 2024 Hari ke-5: Diskusi Mendalam tentang Kenaikan Permukaan Laut, Asidifikasi Laut, BBNJ, serta Keamanan dan Pertahanan Laut

Lex Proficia 2024 Hari ke-5: Diskusi Mendalam tentang Kenaikan Permukaan Laut, Asidifikasi Laut, BBNJ, serta Keamanan dan Pertahanan Laut

Pada tanggal 31 Mei 2024, hari kelima dari rangkaian kegiatan Lex Proficia 2024 kembali menghadirkan dua sesi diskusi yang sangat informatif dan relevan. Dilaksanakan secara online melalui platform Zoom, acara ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang yang antusias mendalami isu-isu kelautan.

Sesi Pertama: “Sea Level Rise, Ocean Acidification, and BBNJ”

Sesi pertama dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan tema “Sea Level Rise, Ocean Acidification, and BBNJ”. Pembicara dalam sesi ini adalah Dr. Constantinos Yiallourides, LL.B., LL.M. dan Achmad Gusman S, S.H., LL.M., Ph.D., dua pakar yang diakui dalam bidang hukum dan kelautan. Dr. Constantinos Yiallourides membuka sesi dengan presentasi bertajuk “ITLOS Advisory Opinion on Climate Change: Protecting the World’s Oceans from Catastrophic Climate Change through UNCLOS”. Beliau memaparkan pandangan International Tribunal for the Law of the Sea (ITLOS) mengenai perubahan iklim dan bagaimana Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) dapat digunakan untuk melindungi lautan dunia dari dampak buruk perubahan iklim. Dr. Yiallourides menekankan pentingnya pendekatan hukum internasional dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Achmad Gusman S. kemudian melanjutkan dengan materi “Sea Level Rise, Ocean Acidification, and BBNJ: The Indonesian Perspectives”. Beliau menjelaskan dampak kenaikan permukaan laut dan asidifikasi laut terhadap Indonesia, sebagai negara kepulauan yang sangat rentan. Achmad Gusman juga membahas mengenai keanekaragaman hayati di luar yurisdiksi nasional (BBNJ) dan bagaimana Indonesia berperan dalam perjanjian internasional untuk melindungi keanekaragaman hayati laut. Diskusi yang interaktif terjadi setelah presentasi utama, dengan banyak pertanyaan dari peserta mengenai kebijakan, regulasi, dan langkah konkret yang dapat diambil untuk menghadapi masalah yang dibahas. Kedua pembicara memberikan jawaban yang komprehensif dan mendalam, memperkaya pemahaman peserta tentang isu-isu ini.

Sesi Kedua: “Marine Security and Defense”

Sesi kedua dimulai pada pukul 13.30 WIB dengan tema “Marine Security and Defense”, menghadirkan tiga pembicara terkemuka: Assoc. Prof. Dr. Lowell Bautista, LL.B., LL.M., Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M.Si, dan Rear Admiral Kresno Buntoro, LL.M., Ph.D. Dr. Lowell Bautista membuka sesi dengan membawakan materi “Maritime Autonomous Surface Ships and Transnational Crimes at Sea”. Beliau menjelaskan tentang kapal permukaan otonom maritim (MASS) dan bagaimana teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kejahatan transnasional di laut. Lowell Bautista menekankan pentingnya regulasi yang jelas dan kerjasama internasional untuk memastikan keamanan dan keadilan di laut.

Dr. Connie Rahakundini kemudian membahas topik “Marine Security and Defense”, menguraikan strategi pertahanan maritim dan tantangan yang dihadapi dalam menjaga keamanan laut. Beliau menekankan perlunya modernisasi angkatan laut dan pentingnya teknologi dalam mendukung operasi keamanan laut. Rear Admiral Kresno Buntoro melengkapi sesi ini dengan materi “LOSC: Recent Development, Nusantara, Passage Regimes & Maritime Security”. Beliau membahas perkembangan terbaru dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (LOSC), termasuk rezim lintas dan keamanan maritim, serta peran Nusantara dalam konteks ini. Rear Admiral Kresno memberikan gambaran tentang bagaimana Indonesia mengimplementasikan LOSC dalam menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah lautnya.

Diskusi interaktif yang menyusul presentasi ini sangat dinamis, dengan banyaknya pertanyaan dari peserta mengenai strategi pertahanan, kerjasama internasional, dan inovasi teknologi dalam keamanan laut. Ketiga pembicara memberikan jawaban yang mendetail dan berdasar pada pengalaman praktis mereka, memberikan wawasan berharga bagi peserta. Acara hari kelima Lex Proficia 2024 ini diakhiri dengan penutupan oleh moderator yang menyampaikan apresiasi kepada para pembicara dan peserta atas partisipasi aktif mereka. Diskusi ini diharapkan dapat mendorong tindakan nyata dalam mengatasi tantangan kelautan dan keamanan maritim.

 

 

Lex Proficia 2024 Sesi 8: Crimmigation dan Pengungsi Iklim dalam Industri Perikanan

Lex Proficia 2024 Sesi 8: Crimmigation dan Pengungsi Iklim dalam Industri Perikanan

Pada tanggal 30 Mei 2024, sesi kedelapan dari rangkaian kegiatan Lex Proficia 2024 sukses dilaksanakan secara online melalui platform Zoom. Mengusung tema “International Fisheries and Marine Sustainability”, acara ini menghadirkan pembicara terkemuka, Dr. Tamara Joan Duraisingam, LL.B., LL.M., yang membahas mengenai industri perikanan di Malaysia dan Australia serta aspek hukum perikanan yang relevan. Dr. Tamara Joan Duraisingam memulai presentasinya dengan tajuk “To fish or not to fish? A tale of two nations”. Beliau memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh industri perikanan di Malaysia dan Australia, termasuk masalah overfishing, perubahan iklim, dan polusi laut. Dr. Tamara menjelaskan bagaimana kedua negara ini mengimplementasikan kebijakan dan regulasi untuk mengelola sumber daya perikanan mereka secara berkelanjutan.

presentasi Dr. Tamara

Lebih lanjut, Dr. Tamara menguraikan tentang kerangka hukum yang mengatur industri perikanan di Malaysia dan Australia. Beliau membahas berbagai undang-undang dan peraturan yang diterapkan untuk melindungi ekosistem laut dan memastikan praktik perikanan yang berkelanjutan. Contoh kasus dan studi lapangan juga disertakan untuk memberikan gambaran nyata tentang bagaimana hukum perikanan diterapkan dalam praktik. Dr. Tamara menekankan perlunya negara-negara untuk bekerja sama dalam memerangi penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU fishing), serta pentingnya pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan untuk masa depan planet kita.

presentasi dr.tamara joan

Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang produktif, di mana Dr. Tamara memberikan jawaban yang komprehensif dan mendalam atas setiap pertanyaan yang diajukan. Moderator kemudian menutup acara dengan menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Tamara dan seluruh peserta atas partisipasi aktif mereka. Moderator juga mengingatkan tentang pentingnya diskusi berkelanjutan untuk mencapai tujuan keberlanjutan laut yang diinginkan. Sesi kedelapan Lex Proficia 2024 ini berhasil membuka wawasan baru dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan antara hukum perikanan internasional dan keberlanjutan laut.

 

 

Lex Proficia 2024 Sesi 7: Diskusi Mendalam Tentang Hukum Lingkungan dan Hewan

Lex Proficia 2024 Sesi 7: Diskusi Mendalam Tentang Hukum Lingkungan dan Hewan

Pada tanggal 30 Mei 2024, sesi ketujuh dari rangkaian kegiatan Lex Proficia 2024 sukses diselenggarakan secara online melalui platform Zoom. Sesi ini mengangkat tema penting dan relevan, yaitu “Environmental and Animal Law”, dengan menghadirkan dua pembicara terkemuka di bidangnya, yaitu Dr. A. Vijayalakshmi Venugopal, LL.B., LL.M., dan Dr. Jane Kotzman, LL.B., LL.M.

Presentasi Dr. Vijayalakshmi

Sesi pertama dibawakan oleh Dr. A. Vijayalakshmi Venugopal, seorang dosen dari Taylor’s University Malaysia yang membahas topik “Animal Stereotypes”. Dr. Vijayalakshmi menguraikan bagaimana stereotip terhadap hewan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan hukum dan kebijakan yang diterapkan. Beliau menyoroti berbagai kasus di mana stereotip ini berdampak negatif pada perlindungan hewan dan mendorong adanya pendekatan hukum yang lebih adil dan berbasis pada fakta ilmiah.

Presentasi Dr. Jane Kotzman

Pada sesi kedua, Dr. Jane Kotzman mengambil alih dengan presentasi bertajuk “Animals and the Triple Planetary Crisis”. Dr. Kotzman, yang merupakan dosen dari Deakin University, Australia, menjelaskan tentang tiga krisis planet yang saling terkait, yaitu perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi. Beliau menggarisbawahi peran penting hewan dalam ekosistem dan dampak krisis ini terhadap mereka. Dr. Kotzman mengajak peserta untuk memahami keterkaitan antara masalah lingkungan global dan kesejahteraan hewan, serta mendorong perlunya tindakan hukum yang komprehensif untuk mengatasi krisis ini.

Kedua pembicara berhasil menarik perhatian lebih dari 70 peserta yang bergabung dalam sesi Zoom ini. Diskusi yang interaktif pun terjadi, dengan banyaknya pertanyaan dan tanggapan dari peserta yang menunjukkan minat dan kepedulian tinggi terhadap isu yang dibahas. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang dan beberapa negara tetangga. Acara ini diakhiri dengan kesimpulan dan penutup dari moderator, yang menyampaikan rasa terima kasih kepada para pembicara dan peserta atas partisipasi aktif mereka. Sesi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peserta untuk terus memperjuangkan hukum yang lebih baik dan adil bagi lingkungan dan hewan. Lex Proficia 2024 terus berkomitmen untuk menyelenggarakan diskusi-diskusi yang bermakna dan berdampak positif. Hingga jumpa pada sesi berikutnya dengan topik menarik lainnya.

 

 

Sesi Keenam Summer Course Lex Proficia 2024 Fakultas Hukum UNDIP: “International Investment Law, Trade, and Environmental”

Sesi Keenam Summer Course Lex Proficia 2024 Fakultas Hukum UNDIP: “International Investment Law, Trade, and Environmental”

Semarang, 30 Mei 2024 – Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (UNDIP) melanjutkan rangkaian summer course Lex Proficia 2024 dengan sesi keenam yang mengangkat tema “International Investment Law, Trade, and Environmental.” Acara ini dilaksanakan secara daring dan menghadirkan Dr. Ivana Damjanovic, LL.B., LL.M., dari University of Canberra, Australia sebagai pembicara utama. Sesi kali ini dipandu oleh Rahandy Rizki Prananda, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

Dr. Ivana Damjanovic, memberikan presentasi yang mendalam mengenai “International Investment Law, and Climate Action.” Beliau menjelaskan konsep dasar hukum investasi internasional dan mekanisme penyelesaian sengketa investasi (ISDS), serta bagaimana kedua hal ini dapat digunakan untuk mendukung aksi iklim. “Hukum investasi internasional dan ISDS sering kali dianggap sebagai hambatan bagi aksi iklim, namun sebenarnya dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong investasi hijau dan memastikan tanggung jawab lingkungan dari para investor,” kata Dr. Damjanovic. Moderator memfasilitasi sesi tanya jawab yang interaktif, memberikan kesempatan kepada peserta untuk berdialog langsung dengan Dr. Damjanovic dan mengajukan pertanyaan terkait isu-isu hukum investasi internasional dan aksi iklim.

Sesi ini dihadiri oleh lebih dari 70 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, dan akademisi dari beberapa negara seperti malaysia, dan australia. Sesi keenam summer course Lex Proficia 2024 ini memberikan wawasan yang berharga dan mendorong peserta untuk terus memperjuangkan investasi dan perdagangan yang lebih ramah lingkungan.

 

 

YouTube
Instagram
Tiktok